Evaluasi Aksesibilitas Halte Trans Metro Dewata Koridor 5

Authors

  • Fransiska Moi Dosen Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bali, Jalan Kampus Bukit Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali-80364
  • Putu Hermawati Dosen Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bali, Jalan Kampus Bukit Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali-80364
  • I Gede Made Oka Aryawan Dosen Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bali, Jalan Kampus Bukit Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali-80364

Keywords:

Aksesibilitas halte, trans metro dewata

Abstract

Bali sebagai destinasi wisata perlu meningkatkan pelayanan angkutan umum, salah satunya adalah melakukan evaluasi aksesibilitas halte-halte yang ada pada koridor 5 bus trans metro dewata. Peningkatan jumlah penduduk dan jumlah wisatawan merupakan salah satu penyebab kemacetan di Bali. Oleh karena itu perlu dilakukan pengalihan penggunaan angkutan pribadi ke angkutan umum. Trans Metro Dewata merupakan sistem transportasi BRT yang beroperasi di Bali sejak September 2020 di Bali, yang merupakan program dari Kementerian Perhubungan RI melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Kesulitan melakukan akses ke halte menjadi salah satu penyebab kurangnya minat masyarakat menggunakan angkutan trans metro dewata. Dari hasil evaluasi didapatkan aksesibilitas halte trans metro dewata koridor 5 sudah cukup baik seperti waktu tempuh menuju halte kurang dari 5 menit dengan presentasi tertinggi 77,32%. Untuk moda yang paling dominan digunakan menuju halte adalah angkutan pribadi sebesar 58,3%. Sedangkan biaya menuju halte yang paling dominan adalah kurang dari Rp. 5,000.00 sebesar 52,11%.

Published

2023-12-29